Secuil Kenangan Pada Album Punk Klinik

oleh Amran Halim

Berbicara soal PuNk, memang sangat kentara dengan selogannya “Punk Not Death”, tak ada matinya. Meski tak bisa disangkal bahwa masih banyak pula yang melihat Punk dengan sebelah mata. Tentu karena penampilannya yang awut-awutan seperti jalanan kota bandung di akhir pekan (banyak benda asing yang bertumpuk dan berjejal). Keberadaanya di Indonesia, hampir berbarengan dengan kedatangan McD dan KFC yang membuat resah peternak dan berpolemik “Paha Ayam” di tahun 80-an. ya, punk lahir dari Budaya Kapitalis dengan konsepnya yang “Anti Kemapanan”.

“ Arti Anti kemapanan itu bukan berarti Harus miskin, harus gembel atau apa. Jadi konsep anti kemapanan itu sendiri itu adalah counter dari kebiasaan pada umumnya, yang pada kerja di pabrik , jadi pegawai negeri atau pada pekerjaan mapan lainya. Anti kemapanan adalah Punk Yang bisa menghidupi diri sendiri dengan cara kita sendiri“ kutip Jojo Suratman dari Chipenk BL (begundal Lowok Waru)

Kata Jojo dalam blognya, para pemusik Punk semula adalah orang–orang yang gelisah pada keadaan sosial di sekitar mereka. Mereka keluar ke  jalan, berkelompok, berkarya, dan berekspresi. Karya–karya mereka, seperti tampak Pada Velvet Underground, misalnya berisi protes atas sistem sosial, dan politik kaum tua yang mapan, munafik dan buta pada keadaan. Andy Warhol seniman Pop Art Amerika yang terkenal itu, termasuk orang yang bergerak di balik layar gerakan anti kemapanan kaum Punk dan Velvet Underground (yang di awal karirnya sempat di menejeri oleh Andy Warhol)

Gerakan protes, kecaman, dan akhirnya menjadi makian di mulut Sex Pistol, sebuah grup musik punk dari inggris yang paling tersohor pada dekade 70an. Bukan cuma pemerintah dan masyarakat yang jadi sasaran makian Sex Pistol. The Rolling Stones, juga mereka caci hanya sebagai grup musik yang bermain cuma demi popularitas dan uang. Mereka menolak popularitas dan industri musik. Sikap itu juga diikuti oleh grup Punk yang muncul kemudian seperti The Offspring, Bad Religion, NOFX, Rancid, sampai Green Day, dan ratusan grup punk yang menjamur di mana – mana, termasuk INDONESIA.

Tentang sepak terjang gerakan Punk, Wartawan Musik Ervin Kumbang, pernah menulis artikel seperti berikut ini.

“Andai Soekarno tak dijatuhkan pada 1966, mungkin ia bisa berubah pikiran terhadap rock and roll. Di negeri asalnya, rock and roll berkembang menjadi gerakan yang memusuhi apa yang juga dimusuhi Soekarno, yaitu imperialisme (baca: pemerintah Amerika Serikat). Gelombang menentang perang Vietnam yang dilakukan Generasi Bunga bisa jadi sejalan dengan visi politik Soekarno.”

Sama halnya dengan lagu – lagu Band Punk masa kini yang meneriakkan Fuck Of War Seperti Anti Flag .

Lalu bagaimana dengan Punk yang biasa nongkrong di jalanan itu???

“Orang – orang  punk seperti itu sih, Cuma sebatas dandananya saja. Kami lain, Punk kami adalah Punk Jiwa, bukan Punk dandanan.” ujar Band Punk Rock Army Style, yang sempat mengisi Kompilasi Album Punk Klinik dan diproduksi Rotor Corp pada th.2000 an.

Kalau kata Trisno, pemain bass Pas Band, yang sering bangga mengaku sebagai anak punk, mengatakan bahwa secara inti punk itu ada dua macam. Yaitu mereka yang berdandan punk dan mereka yang berjiwa punk. ”Para pemusik Punk adalah mereka yang berjiwa Punk.”

“Kini banyak bermunculan generasi punk yang tidak jelas, apakah punk ideologis atau punk modis. Kalau tahun 1994, banyak punk ideologis. Mereka benar–benar punk. Sekarang sekedar Punk Mode“, kata Ahmad Zaki, seorang Pengasuh Punk Moslem sebuah komunitas Punk yang ada di Jakarta Timur.

Ada seorang anak Punk Jalanan bilang,”Wah kami menolak menjadi pemusik punk. Kami main musik juga tapi bukan untuk cari uang. Bagi kami punk adalah jalan hidup, ideologi“. ”Punk Itu ada di Jalanan bukan di rumah”,

Berbicara soal ideologi perlawanan, atau dalam hal ini gerakan punk, masing-masing “mazhab”nya sebenarnya bisa saling berkontribusi untuk melawan penindasan. Baik yang “ngartis” mau pun yang “nggembel”. Karena punk bukanlah “style” mau pun “isme”, melainkan “sikap”; adalah ia yang berani “Bergerak” dan mengatakan “Lawan!” terhadap Rezim Penindas Rakyat.

Karena sekarang semakin menjamur saja Punk trendy, Hardcore trendy maupun trendyisme – trendyisme lainya. Yang sama sekali tak mengenal arti sebuah ideologi, hanya mengenal kulitnya saja dan tak pernah sampai intinya. Sehingga Ideologi hanya kata – kata usang, menjadi simbol Fashion semata dan bukan Way Of Life. Jika perdebatan “Punk” hanya pada persoalan style dan jenis musik, apa bedanya dengan berbicara soal Festival Braga atau perayaan Tahun Baru?

Maka segeralah berhenti berceloteh atau mendengar celotehan yang tidak penting. Perbanyaklah membaca situasi sosial maupun teori2 Revolusi. Jangan enggan berdiskusi. Bersatulah, Begerak, Berkarya dan Berjuang bersama rakyat!

***

Ctt: di bawah ini ada sedikit kenangan di masa SMP, album Punk Klinik. Produksi (Rotorcorp/2000), pesetan dengan polemiknya tentang kapitalisasi punk: jika kau anak punk, dengar dan buatlah yang lebih garang dan membakar perlawanan! (dan tak kalah penting: rekamlah di studio rekaman yang serius biar enak di dengar!). tong lieur: “Hidup adalah Udunan!”

  • 142 % CHAOS – Jiwa Kami.mp3 DOWNLOAD
  • ARMY STYLE – Revolusi.mp3 DOWNLOAD
  • AS SQUAD – Keadilan.mp3 DOWNLOAD
  • CLINIC – Jhonny Frustasi.mp3 DOWNLOAD
  • HELL COPS – Korupsi.mp3 DOWNLOAD
  • KLINIK JIWA – Hipokrit.mp3 DOWNLOAD
  • LITHIUM – 0i.mp3 DOWNLOAD
  • PAKU PAYUNG – Sapi.mp3 DOWNLOAD
  • PANTOPLE – Awas Polisi.mp3 DOWNLOAD
  • RANDOM – Dengar dan Hentikan.mp3 DOWNLOAD
  • SHOCK PESTOL – Bukan Preman.mp3 DOWNLOAD
  • SID – Sid Ganx Vivaleftist.mp3 DOWNLOAD
  • STONE ACNE – Isolasi.mp3 DOWNLOAD

sumber download:

http://musik-bawah-tanah.blogspot.com/2010/02/punk-klinik.html

One thought on “Secuil Kenangan Pada Album Punk Klinik

Leave a comment