Analisis Situasi di Ukraina; Mengutuk Upaya Pencarian Keuntungan oleh AS dan Uni Eropa

Oleh: Prof JOSE MARIA SISON

Chairperson, International League of Peoples’ Struggle

 

Sejak serangan mengerikan akibat NaziJerman, kemenangan besar antifasis Uni Soviet, dan rekonstruksi sosialis setelah Perang Dunia II, Ukraina telah mengalami serangkaian bencana pada beberapa dekade selanjutnya, di antaranya; munculnya revisionisme modern dan pemulihan bertahap kapitalisme mulai dari akhir 1950-an dan seterusnya mengarah ke pengembangan kapitalisme skala penuh serta runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Kehancuran sosial dan ekonomi Ukraina sebagai akibat dari berkembangnya Mafiatipe borjuis yang memprivatisasi ekonomi sepenuhnya. Orang-orang yang memanfaatkan kekebalan hukum dan melaksanakan kebijakan ekonomi neoliberal dengan keserakahan tak terbatas.

AS dan Uni Eropa telah berusaha keras memperpanjang tentakel kapitalisme monopoli Barat dan NATO ke perbatasan dan bagian terlemah dari bekas Uni Soviet, termasuk Ukraina. Sebagian dari borjuasi besar Ukraina, budak imperialisme Barat, telah membayangkan bahwa hal itu dapat mengatasi krisis sosial-ekonomi-politik dan lebih menjamin keuntungan besar dari perusahaan yang terintegrasi di Uni Eropa. Hal ini tidak menyadari fakta bahwa Ukraina akan berada dalam masalah yang lebih dalam jika menyerahkan pinjaman darurat dan pasokan minyak lunak dari Rusia, dan menerima program penghematan yang diterapkan oleh Uni Eropa pada negara-negara anggotanya di tengah krisis utang.

Gejolak politik saat ini di Ukraina, yang telah mendidih sejak 2012, didorong oleh faktor-faktor dasar yang sama yang menyebabkan apa yang disebut Revolusi Oranye pada tahun 2004. Faktor internal utama adalah dampak dari krisis kapitalis dunia pada perekonomian Ukraina, terutama di kalangan pekerja muda dan pemuda mahasiswa. Hal ini telah mengintensifkan perjuangan antara faksi-faksi borjuis, beberapa di antaranya menginginkan Ukraina untuk berintegrasi dengan Uni Eropa, sementara yang lain ingin negara ini bergabung dengan aliansi yang dipimpin Rusia, atau mengelola tindakan penyeimbangan antara dua kekuatan imperialis.

Setelah mendapat sinyal dari AS, Uni Eropa menggulirkan sebuah permasalahan di Ukraina, dengan menawarkan kesepakatan ekonomi yang dikemas sebagai jalan menuju integrasi, dengan klausa yang menyerang terhadap Rusia. Seperti pengenaan kebijakan NATO dan pembatasan hubungan ekonomi Ukraina dengan Rusia. Pada awalnya, Presiden Ukraina Victor Yanukovich (seorang borjuis besar, cukong dari keluarga perampok) menunjukkan minatnya untuk berintegrasi ke Uni Eropa, baik dengan kesungguhan nyata atau untuk tujuan tawar-menawar dengan Rusia. Dia pernah menolak tawaran dari Europ pada bulan November tahun lalu ketika ia tahu bahwa ia hanya mendapat pinjaman sebesar USD 600 juta dari Uni Eropa, sementara Rusia menyediakan pinjaman darurat sebesar USD 15 miliar dalam beberapa tahap setelah dikurangi biaya untuk pasokan bahan bakar. Dalam hal ini, Rusia mempertimbangkan kebutuhan keamanan (armada angkatan laut di Crimea dan pertahanan fasilitas di tempat lain) serta keinginan untuk mengembangkan blok ekonomi Eurasia.

Sejak akhir November, kelompok oposisi gelisah oleh krisis ekonomi dan korupsi birokrasi. Mereka pun termotivasi oleh borjuasi besar pro-Barat, dan menghasilkan aksi massa (disebut Euromaidan) di Independence Square Kiev dan bagian lain dari Ukraina. Aksi tersebut menuntut pengunduran diri pemerintah Yanukovich dan menginginkan sebuah integrasi dengan Uni Eropa sebagai bentuk penyelamatan dari krisis kapitalis. Penampilan mereka berkedok pasukan borjuis kecil yang menuntut demokrasi. Terutama setelah undang-undang anti-protes disahkan pada bulan Januari oleh parlemen pro-Yanukovich. Pemerintah menjadi lebih represif. Kemudian, dalam menghadapi peningkatan dan penyebaran kerusuhan massa, Yanukovich memberi tawaran dengan posisi perdana menteri dan wakil perdana menteri kepada para pemimpin oposisi.

Pada awalnya, seorang pemimpin oposisi terkemuka, Vitaly Klitschko, mantan juara tinju dunia dan agen terkenal di Jerman, cenderung untuk menerima kompromi. Tetapi ketika ia berkonsultasi dengan pemimpin jalanan Euromaidan, dia ditolak, terutama oleh Pravy Sektor (Sektor Kanan) yang berhasil memperkuat kontrol atas aksi massa. Kelompok ini adalah kumpulan fasis, hooligan sepak bola, ultra-nasionalis, dan berbagai elemen neo-Nazi. Paramiliter ultra-nasionalis diidentikkan dengan partai Svoboda ekstrem-kanan yang akhirnya memimpin dalam merebut senjata, membakar gedung-gedung pemerintah, dan berbaku tembak dengan pihak kepolisian.

Sejak tahun 1991, AS telah menghabiskan USD 5 miliar untuk “mendemokratiskan” Ukraina. AS telah menerjunkan intelijen dan menjalankan politik koperasi untuk membentuk agen intelektual pro-AS dan anti-Rusia. AS telah mendanai gerakan anti-Rusia dan LSM Russophobic, kelompok mahasiswa dan profesional, dan bahkan hooligan. Dalam kekacauan politik saat ini, AS telah mendorong Uni Eropa untuk mewartakan dan melakukan sanksi terhadap Ukraina agar mengobarkan sentimen anti-Rusia.

Meskipun undang-undang anti-protes telah dicabut oleh parlemen dan ditawarkan amnesti, kekerasan makin meningkat antara pasukan keamanan dengan militan jalanan. Bahkan terakhir telah berhasil menduduki, membarikade atau melakukan pemboman gedung-gedung pemerintah dan fasilitas lainnya. Mereka telah menyita senjata dari gudang senjata. Angka kematian telah dijatuhkan di satu sisi oleh pihak lain dari kekuatan pesaing. Kaum nasionalis Ukraina yang paling tegas dan gencar menjadi Russophobes, menentang kolonialisme Rusia dan mendasarkan diri pada penduduk Ukraina yang berbahasa Ukraina di Ukraina barat.

Dengan menekankan Russophobia dan menghindari perjuangan kelas melawan borjuasi besar Rusia di Ukraina, mereka praktis menyeru penduduk berbahasa Rusia untuk bersatu sebagai orang Rusia di bagian timur dan selatan Ukraina maupun di kota-kota besar untuk menegaskan karakter Rusia mereka sendiri. Populasi Rusia di Ukraina adalah produk dari sejarah panjang, termasuk sejarah perjuangan melawan Tatar, integrasi Ukraina dengan Rusia selama dua abad, pembukaan yang sebelumnya disebut daerah pedalaman timur yang luas bagi pemukiman Rusia, integrasi Ukraina dengan Uni Soviet dan peran pekerja Rusia dalam membangun pabrik dan kota-kota besar; dari sanalah para borjuis Ukraina bakal muncul.

Setelah pecahnya Uni Soviet dan deklarasi kemerdekaan Ukraina pada tahun 1991, seorang Ukraina-yang berbicara dan berbahasa Rusia maupun seorang yang berbahasa Ukraina menunjukkan kekompakan. Bahkan dalam situasi yang amat sulit saat menghadapi penderitaan ekonomi mereka yang parah dan diiringi penurunan rentang hidup. Tapi sekarang kekompakan itu telah putus, Ukraina telah menjadi dua negara yang berbahasa Rusia dan berbahasa Ukraina. Perbedaan ini sangat memungkinkan bagi imperialis Barat untuk terus memicu gerakan anti-Rusia dan tindak kekerasan pun terus meningkat. Menurut beberapa pengamat, bagaimanapun, dengan tidak adanya suatu gerakan revolusioner yang kuat yang dipimpin oleh kaum proletar, kaum borjuis besar yang didominasi seorang Ukraina berbahasa Rusia akan membuat keputusan penting untuk mempertahankan Ukraina sebagai negara kesatuan dari 46 juta orang. Karena ketergantungan bahan bakar Ukraina pada Rusia adalah kebutuhan yg terasa besar.

Sementara itu, kaum imperialis Barat di Amerika Serikat dan Uni Eropa senang bahwa mereka telah berhasil melecut gejolak sosial dan politik saat ini di Ukraina. Kondisi seperti ini dapat membuka peluang lebih lanjut kepada mereka untuk memperuncing masalah di Ukraina. Mengubah Ukraina untuk melawan Rusia dan membebani Rusia dengan masalah yang lebih besar dan mungkin mengurangi kemampuan dalam perjuangan untuk memetakan kembali dunia di antara kekuatan-kekuatan imperialis.

Kekuatan imperialis Barat selalu terlibat dalam pengendalian untuk dapat melemahkan Rusia di negara sekitarnya. Mereka memainkan permainan berbahaya yang dapat merugikan perdamaian dunia. Dalam hal ini, mereka harus dikutuk karena campur tangan mereka di Ukraina yang telah melecut perang saudara dan mengacaukan kehidupan masyarakat. Lebih jauh lagi dapat membahayakan perdamaian pada skala lebih luas di luar Ukraina.

Gejolak politik saat ini mungkin belum mengarah pada perang saudara skala penuh atau perang regional di Ukraina. Tetapi ini merupakan episode awal yang terus melaju pada episode selanjutnya. Karena krisis kapitalisme global yang memburuk dan perjuangan untuk penyatuan dunia akan mengintensifkan pertempuran antara kekuatan-kekuatan imperialis hari ini.

– Versi aslinya sila lihat di: http://ilps.info/index.php/en/office-of-the-chairperson/statements-and-calls-to-action/678-ilps-analyzes-situation-in-ukraine-condemns-trouble-making-by-us-and-eu#sthash.JUNtm6jn.dpuf